MAHASISWA YANG DI BUTUHKAN
Mengapa
mahasiswa yang semula tidak mempunyai semangat bisa berubah menjadi sumber daya
manusia yang sangat diinginkan?
Pada saat
penerimaan karyawan di perusahaan terkemuka, bukannya mahasiswa dari perguruan
tinggi unggulan yang mereka cari, melainkan mahasiswa yang berasal dari
perguruan tinggi yang berada di urutan kedua.
Bukannya
berbangga hati, melainkan ini kenyataan.
Perusahaan-perusahaan
itu berkeliling ke semua perguruan tinggi dan selalu tidak puas dengan para
lulusannya. Namun ketika mereka datang ke perguruan tinggi yang kebanyakan
mahasiswa nya tidak mempunyai semangat untuk belajar, mereka malah meminta para
mahasiswa itu untuk bekerja diperusahaan mereka.
Perusahaan
ternama hanya merekrut beberapa segelintir mahasiswa yang hebat. “mahasiswa ini
pasti baik”, “kami akan senang bekerja
bersamanya”. Mereka tidak hanya memiliki sertifikat ilmu pengetahuan yang
bagus, pribadi yang menarik, serta percaya diri.
Ada juga
orang yang bertujuan memasuki perguruan tinggi yang baik. Seberuntung apapun
dia sampai bisa memasuki perguruan tinggi yang diinginkan, pada akhirnya dia
tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Apalagi bagi yang tidak bisa
di terima di universitas yang diidamkan, maka dia akan lebih jauh dan tersesat.
Ada juga
orang yang ingin mendapat pekerjaan yang bagus.
Meskipun kita
sudah menentukan jalan yang harus kita ambil,sebagai manusia, di kehidupan
sebenarnya terkadang kita kehilangan arah. Kita pada akhirnya memutuskan untuk
berhenti dan berusaha atau bekerja dalam waktu antara setahun sampai tiga
tahun. Baikkah jika dibiarkan seperti itu?
Dengan
membayar uang kuliah yang mahal, mengapa kita tidak mengejar ilmu untuk
ke suksesan hidup kita kelak?
Kekuatan
seperti itu ada pada setiap orang. Hanya saja, tidak setiap orang menyadarinya.
Bagaimana
caranya agar mereka memperoleh kekuatan untuk berdiri sendiri ? bagaimana cara
untuk melatih kemampuan mereka? Yaitu dengan cara menyadari kekuatan apa dan
kemampuan apa yang kita kuasai atau kita bisa.
0 komentar:
Posting Komentar